Minggu, 17 April 2016

Perkembangan E-commerce

Meningkatnya  pemakaian  internet di Indonesia saat ini menjadikankebiasaan belanja online salah satu pilihan yang tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia. Seiring dengan hal ini, banyak sekali situs toko online di tanah air sehingga kebiasaan berbelanja di pusat perbelanjaan atau di mall berubah menjadi belanja via toko online.

Saat ini jumlah pemakai internet di Indonesia menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat jumlah 62,9 juta orang dari total 215 juta penduduk, jumlah pemakai ini masih tergolong sedikit, tetapi disisi lain menurut riset dari daily social dan daily transpayment gateway Indonesia diperkirakan pengguna internet akan mencapai angka 150 juta orang dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Angka yang meningkat tajam ini mengisyaratkan bahwa prospek perkembangan e-commerce di Indonesia ditahun-tahun mendatang akan menjadi sangat cerah.
Perkembangan pesat e-commerce yang terjadi di Indonesia ini tidak serta merta terjadi tanpa sebab. Andil pemain besar e-commerce di Indonesia dimulai sejak tahun 1996 dengan berdirinya perintis belanja online Dyviacom Intrabumi atau D-Net Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Contoh e-commerce di Indonesia yang ikut meramaikan dan kini memiliki reputasi yang baik adalah seperti bhineka.com, blibli.com, tokopedia.com, gramedia.com tokobagus.com. Jajaran e-commerece besar ini telah berhasil meraih kepercayaan konsumernya.
Pada tahun 2012, suatu perusahaan e-commerce di Indonesia mencatat bahwa 41% penjualan mereka berasal dari Jakarta, tapi enam bulan selanjutnya angka ini turun menjadi 22%. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya konsumen di Jakarta saja yang rutin berbelanja online, konsumen di luar Jakarta pun tidak ingin ketinggalan mengikuti perkembangan zaman dengan menunjukkan kontribusi mereka pada pasar e-commerce di Indonesia.
Data dari lembaga riset ICD memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia akan tumbuh 42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan negara lain seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%)

Perkembangan e-commerce paling pesat di Indonesia adalah pada 5 tahun terakhir ini, hal ini disebabkan oleh karena semakin banyak investor asing telah melirik dan menanamkan modalnya untuk pasar toko online di Indonesia, contohnya seperti Lazada, Zalora, Tokopedia dll. Jajaran web toko online ini merupakan kepanjangan tangan dari Rocket Internet yang bermarkas besar di Jerman, dan telah memiliki website sejenis di 5 negara di Asia Tenggara salah satunya Indonesia.
Berdasarkan data dari Bolton Consulting Group (BCG), pada tahun 2013 golongan kelas menengah di Indonesia sudah mencapai angka 74 juta orang dan diprediksi pada tahun 2020, angka ini naik menjadi 141 juta orang atau sekitar 54% dari total penduduk di Indonesia. Melihat dari data ini, sudah jelas dan bisa dipastikan bahwa potensi pasar e-commerce di Indonesia sangatlah besar. Dengan meningkatnya golongan kelas menengah, orang-orang tidak akan segan untuk mengkonsumsi uang mereka untuk membeli berbagai macam barang yang mereka inginkan. Tapi walaupun memiliki potensi yang besar, tetap ada beberapa masalah yang menjadi penghambat pertumbuhan konsumen yang pernah belanja online.
Dalam artikel di WSJ menyatakan bahwa penyebab pertama kenapa orang Indonesia sampai saat ini masih ada yang belum pernah belanja online adalah rendahnya penetrasi kartu debit dan kredit. Berdasarkan data dari Euromonitor International di tahun 2013, ada 92 juta atau lebih dari 40% akun bank yang terhubung ke kartu kredit dan debit dari total penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta. Jika dibandingkan dengan penetrasi mobile phone, angka ini masih rendah karena sekitar 85% orang Indonesia memiliki mobile phone yang mana setiap bulannya mereka menghabiskan 661 halaman untuk browsing.
Penyebab kedua kenapa orang Indonesia belum pernah belanja online adalah ketidakpercayaan. Data riset dari Nielsen menyatakan bahwa 60% orang Indonesia masih takut untuk memberikan informasi kartu kredit mereka di internet untuk belanja online, lebih besar dari negara-negara di Asia Tenggara kecuali Filipina. Walaupun jumlahnya masih rendah dibanding negara dengan total penduduk besar lainnya, jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia sudah mulai bertumbuh, pada tahun ini diharapkan pengguna kartu kredit di Indonesia akan mencapai angka 16.5 jutaBerbeda dengan kartu kredit, jumlah kartu debit di Indonesia jauh lebih unggul yaitu hampir mencapai 80 juta pada tahun 2013 kemarin.
Ini adalah permasalahan yang harus dipecahkan perusahaan e-commerce dari sisi infrastruktur dan juga sistem pembayarannya. Perusahaan e-commerce harus bisa meyakinkan calon customer mereka agar mereka mau berbelanja secara online khususnya untuk target pasar anak muda yang pada umumnya sangat mengetahui perkembangan teknologi. Jika suatu perusahaan e-commerce bisa memberikan rasa kenyamanan dalam berbelanja online dan menyediakan sistem pembayaran yang bisa diterima banyak orang, diharapkan akan semakin banyak orang Indonesia yang tidak akan ragu lagi untuk berbelanja, baik menggunakan kartu kredit ataupun debit mereka.
Seperti yang anda ketahui bahwa Indonesia memiliki berbagai macam bank. Banyaknya bank ini termasuk hal yang mempersulit perusahaan e-commerce untuk menerima sistem pembayaran dari berbagai bank ini. Untuk mengatasi hal ini, beberapa perusahaan e-commerce di Indonesia seperti Tiket.com dan Traveloka.com menawarkan sistem pembayaran dari 14 channel pembayaran dari berbagai macam bank. Dengan begini, tidak ada lagi alasan bagi konsumen untuk tidak berbelanja online karena masalah pembayaran sudah dipecahkan.
Mengulas Pengalaman Belanja di Lazada
Dengan banyaknya situs toko online yang ada,membuat para konsumen menjadi tergiur untuk mencoba bertransaksi pada sekian banyak toko online yang menyediakan beragam jenis barang.Ada bergam opini yang disampaikan konsumen setelah bertransaksi pada sebuah situs toko online.Ada yang puas dengan layanan yang diberikan ada pula yang kecewa.Pada kesempatan ini,saya akan mencoba memaparkan pengalaman saya maupun orang lain yang melakukan transaksi di sebuah toko online yang sebut saja Lazada dan Zalora.
Kedua situs toko online tersebut dapat dikatakan situs toko online yang mumpuni di Indonesia.Berikut ini ada beberapa opini tentang kedua situs tersebut :
Kelebihan dan kekurangan Lazada
Kelebihan:

1)Barang Lengkap
Jika kita pergi kesuatu toko yang menjual sedikit jenis barang tentu akan membuat kita berfikir kalau ditoko tersebut kurang bagus,karena kita berfikir bahwa barang yang dijual kurang lengkap. Nah di Lazada terdapat banyak sekali barang dan beraneka ragam walaupun masih didominasi oleh produk elektronik. Barang selain eletronik juga tersedia peralatan rumah tangga, perlengkapan bayi, mainan, alat musik, alat olahraga, buku, tas, alat kecantikan dan lain-lain. Jadi kita bisa langsung belanja banyak produk di lazada.
2) Banyak Diskon
Diskon merupakan salah satu hal yang sangat diinginkan oleh konsumen karena konsumen dapat menghemat uang. Lazada beberapa hari terakhir ini seringkali memberikan diskon kepada pelanggannya ada yang dikisaran dibawah 10% hingga diskon diatas 30 persen untuk beberapa produk tertentu. Produk yang beberapa hari yang lalu saya beli dari lazada merupakan produk yang didiskon 20% dari harga awal, lumayan untuk menghemat bukan?
3)Mudah dipahami
Bagi orang awam belanja ditoko online terkadang menyulitkan dan membingungkan, tapi tidak dengan belanja di lazada. Karena diwebsite mereka memiliki tampilan yang menarik dan navigasi yang jelas serta panduan yang cukup mudah dimengerti sehingga kita sebagai konsumen tidak akan tersasar didalam website mereka. Selain itu di lazada.co.id juga menampilkan produk-produk unggulan sehingga memudahkan konsumen untuk mengetahui barang yang laris dan direkomendasikan.
4) Bebas biaya kirim
Ongkos kirim terkadang menjadi sesuatu yang menakutkan untuk berbelanja online karena cukup mahal untuk barang yang ukurannya besar. Namun Lazada memberikan kemudahan bagi para pelanggannya  dengan menggratiskan ongkos kirim ke lebih dari 100 kota di Indonesia dan tentunya ini cukup bagus untuk perkembangan lazada kedepan karena pasti konsumen memilih yang ongkos kirim gratis.
5) Pengiriman barang cepat
Sebagai pembeli pasti mengharapkan barang yang ia beli cepat sampai dan tidak terjadi kerusakan ataupun cacat, Lazada sepertinya tahu persis kebutuhan konsumen itu oleh karena itu mereka melakukan pengiriman barang yang cepat setelah pembayaran diterima. Pengalaman saya adalah saat membeli salah satu produk lazada, saya pesan dan melakukan pembayaran pada tanggal 15 agustus 2014 kemudian pada tanggal 16 agustus pukul 10.00 pagi barang sudah sampai di rumah saya dengan selamat.
Kekurangan:
  1. Konfirmasi Pembayaran Cukup Lama
  1. Fasilitas COD masih belum bisa dibanyak kota

Sebagai pembeli juga tentu ingin segera mendapatkan kepastian dalam berbelanja, saya rasa konfimasi pembayaran diterima oleh pihak lazada cukup lama sehingga sedikit membuat pembeli khawatir. Sebagai contoh pengalaman saya pribadi saat konfirmasi pembayaran pukul 10an pagi dan baru menerima konfirmasi pembayaran diterima pukul 3 sore tentu ini waktu yang lumayan tapi masih tergolong cepat karena masih pada hari yang sama. Tapi tentu lebih menyenangkan lagi kalau hanya memerlukan beberapa menit saja untuk mendapatkan konfirmasi.
Fasilitas COD yang ditawarkan memang bagus untuk konsumen tapi sayangnya untuk saat ini masih untuk kota jakarta dan sekitarnya saja sebab saya di Bandung tidak bisa COD, mungkin untuk lebih memuaskan pelanggan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan tentu fasilitas COD di setiap kota bisa diterapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar